
SURABAYA | SURYA - Bisnis menjual cewek di bawah umur yang digeluti Sari (31) bukan hal baru lagi. Dia sudah beberapa kali menjual anak di bawah umur, terutama SMP, dan perempuan dewasa untuk konsumsi lelaki hidung belang.
Bisnis itu memang tidak dilakukannya secara terbuka, seperti memasang iklan di media massa atau showroom. Namun, usaha illegal itu hanya melayani tamu lewat ponsel. Kini, anak buah Sari jumlahnya 15.
“Setiap tamu yang kontak Sari diteruskan ke anak buahnya yang siap dihubungi. Layanannya ke hotel melati atau bintang lima, tergantung dari konsumen yang memesannya,” tutur Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Anom Wibowo, Sabtu (27/11).
Informasinya, stok ABG di bawah umur yang masih SMP dan SMA, saat ini lebih dari lima orang. “Dan itu terus kami dalam,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, model perekrutan yang dilakukan Sari adalah anak sekolah yang butuh uang. “Makanya anak buah tersangka Sari akan kami cari untuk diberi pembinaan mental supaya tak terjerumus di lubang yang sama,” ujarnya.
Dalam sehari, tersangka Sari bisa menjual ‘ayamnya’ tiga sampai lima. Untuk cewek di bawah umur yang masih virgin dibanderol Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Sedang ABG yang sudah pernah dipakai satu sampai tiga kali dibanderol Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta. Namun cewek di atas 20 tahun hanya Rp 350.000 sampai Rp 1 juta, tergantung wajahnya.
Hasil bokingan jika tidak ada perantara dibagi dua. Misalnya, Rp 1 juta, tersangka mendapat Rp 500.000 dan anak buahnya kecipratan Rp 500.000.
Seperti diketahui, Rindu (15) melacurkan diri demi selembar ijazah. Lulusan SMP Mardisiwi Jl Tambaksari I itu tak bisa membawa pulang ijazah karena nunggak Rp 1,6 juta.
Kebingungan Rindu, dipandang Siti Aisyah alias Lisa (28), bibi Rindu, sebagai peluang. Bekerja sama dengan Sari. mucikari asal Tambaksari, Lisa menawarkan jalan pintas ke Rindu, menjual keperawanannya. “Karena tidak punya uang untuk membayar ijazah, terpaksa saya ajak dia untuk melacur,” ujar Lisa.
Berdasarkan penyelidikan polisi, Rindu berharap bisa mengumpulkan uang dari menjual tubuhnya. Kalau uangnya sudah terkumpul, dia berharap bisa segera menebus ijazahnya. Ia amat menginginkan ijazah itu, karena tanpa ijazah, ia tak akan bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih Telah Berkunjung